Ebook Hipnotis Murah dan Praktis

Gambar
Ebook Teknik Hipnotis Mudah dan Murah Tapi Tidak Murahan Khusus untuk Anda peminat ilmu hipnotis yang ingin belajar ilmu hipnotis tapi terkendala jarak, waktu dan biaya Ini, saya buatkan Ebook ringkas yang bisa Anda pelajari secara mudah, cepat, dan dapat langsung Anda praktekkan dan pasti bisa Setelah membaca dan mempelajari Ebook ini, Anda akan bisa mempraktekkan teknik hipnotis menidurkan orang, dan melakukan permainan hipnotis seperti yang sering Anda saksikan di acara Televisi Teknik ini merupakan salah satu teknik hipnotis anti gagal yang dirancang husus untuk pemula, sehingga para pemula bisa langsung mempraktekkannya dengan percaya diri dan berhasil Harga Ebook ini Rp75000 (tujuh puluh ribu) dan untuk membantu meringankan Anda, book ini sengaja tidak dijual melalui pihak ketiga untuk menghindari potongan bagi hasil yang tak perlu, seperti Anda tahu, jika Ebook ini dijual di Google Play, maka penulis hanya mendapatkan 52% dari harga asli, berarti hanya s

Nikmatilah Hidup Anda Saat Ini Juga


      Ilustrasi: Unsplash/Shadow Walker











Hidup memang unik. Ada perokok yang memikirkan orang lain yang bukan perokok; saya heran dengan orang yang tidak merokok, apa yang dia lakukan di saat suntuk atau bosan, di saat sendirian dan tak ada teman apa yang dia lakukan?

Padahal orang lain yang tidak merokok baik-baik saja, hidup tanpa rokok adalah baik untuknya, ia justru tidak nyaman jika ada orang lain merokok di dekatnya karena asap rokok baginya merupakan gangguan yang serius.

Justru ia heran dengan para perokok. Bagaimana mereka akan bisa menjalani hidup yang sehat dengan menghisap asap rokok setiap hari, setiap saat, bukan kah itu sumber penyakit?

Padahal para perokok pun hidupnya baik-baik saja, mereka justru bisa lebih rileks menjalani kehidupannya.

Ada juga orang suka banget mendengarkan musik, saking gandrungnya ia pada musik, di rumahnya dia memutar lagu lagu kesukaannya dengan kencang, supaya orang lain ikut mendengarkannya.

Orang ini mengira jika ia menyukai sebuah lagu, orang lain pun tentu akan menyukainya juga dan ia merasa bangga punya selera musik dan lagu-lagu yang bagus menurutnya.

Padahal. Orang lain bisa saja merasa sangat terganggu mendengarkan musik yang diputarnya. Karena tidak semua orang menyukai musik. Kalupun ada tetangganya yang menyukai musik, belum tentu juga selera musik dan lagunya sama dengannya.

   Ilustrasi: Unsplash/Hanny Naibaho

Lihatlah. Di hidup ini ada banyak orang yang terlalu fokus memikirkan orang lain sehingga ia terlupa memikirkan dirinya sendiri.

Ada banyak orang terlalu memikirkan kenikmatan hidup orang lain, ia sendiri lupa menikmati hidupnya sendiri.

Di tahap yang ekstrim. Ada orang beriman yang sangat religius dan demikian taatnya dalam beribadah menjalankan perintah Tuhannya.

Sampai setiap udara yang dihirupnya dalam tarikan nafasnya, juga setiap kali ia menghembuskan nafasnya, betapa ia merasakan karunia Tuhannya tidak terhingga.

Semua keindahan alam semesta dan apa-apa yang disaksikan dan segala apa yang dijalaninya dalam hidup, adalah bukti keagungan Tuhannya.

Karena keimanannya yang tinggi, orang ini mulai memikirkan orang lain yang tidak beriman dan tak percaya Tuhan. Ia heran, bagaimana bisa ada orang-orang seperti itu?

Jika tanpa iman, tanpa Tuhan, bagaimana mereka bisa menemukan hakikat hidup ini? Dan bagaimana mereka bisa mengatasi segala persoalan hidupnya tanpa pedoman agama? Tanpa doa-doa?

Tidakkah hidup mereka itu sangat gersang dan penuh kecemasan?

Namun. Di lain sisi. Orang-orang atheist, agnostik, orang yang tidak percaya dogma-dogma agama, hidupnya baik-baik saja.

Mereka tak pernah merisaukan apapun, sebab dalam keyakinan mereka, kehidupan manusia itu serangkai dengan siklus alam semesta. 

Berubahnya iklim dan musim, adanya perubahan dalam kehidupan, serta bergulirnya kesuksesan dan keterpurukan semua itu alamiah dan bukan karena diatur-atur sosok Tuhan yang super imajinatif, menurut mereka.

Mereka percaya. Baik buruknya nasib manusia dapat ditentukan oleh manusia itu sendiri, melalui berbagai cara usaha dan daya upaya. Sedangkan doa dan Tuhan, adalah ilusi orang beriman semata.

Mereka ini justru sangat heran dengan orang-orang beriman yang bisa sangat yakin pada ajaran dogma-dogma agama yang berasal dari masa ribuan tahun yang lalu.

Sedangkan manusia adalah makhluk perubahan yang setiap saat selalu menuntut perkembangan dalam hidup dan kehidupannya, dalam setiap jaman dan peradabannya.

Lalu bagaimana bisa, orang beriman mempercayai dan memakai aturan-aturan yang berasal dari ajaran masa lalu dari masa ribuan tahun yang silam?

Apakah karena adanya klaim kitab suci, bahwa ajaran suatu agama adalah kebenaran Tuhan dan lalu orang beriman begitu saja mempercayainya?
Hal seperti ini justru lucu menurut para atheist dan agnostik.

Ya....begitulah hidup. Setiap kelompok umat punya keyakinannya masing-masing. Setiap diri manusia meyakini imannya sendiri-sendiri.

Ilustrasi: Denys Nevozhai

Bedanya. Ada orang-orang tertentu yang begitu ngotot dan keukeuh memaksakan pandangan keyakinannya. Baik dari kalangan theist (beragama) maupun atheist (tak beragama).

Bagi saya dua kelompok ini sama lucunya. Sama imutnya dan sama-sama mabuknya. 

Karena kalau direnungkan kisahnya akan sama dengan kisah si perokok dan orang yang bukan perokok tadi, atau juga si penggemar musik dan yang anti musik.

Pada akhiranya kedua kelompok manusia ini akan sama binasanya ketika ajal menjemput dan mati. 

Walau orang beriman mengklaim adanya alam lain setelah manusia mengalami kematian dan itu berlandaskan pada keterangan kitab suci yang dipercaya sebagai firman Tuhan yang mustahil palsu.

Walaupun orang atheist mengklaim tidak ada alam kehidupan yang lain setelah manusia mengalami kematian, dan tidak mempercayai adanya alam kubur, barzakh, atau apalagi alam akhirat, surga atau neraka.

Namun. Kenyataannya. Tidak ada seorang pun manusia di bumi ini yang dapat membuktikan dua klaim tersebut, baik dari kalangan theist maupun atheist.

Ada atau tidak, alam kehidupan lain setelah kematian. Dua-duanya sama-sama tidak ada buktinya kecuali hanya berdasarkan klaim-klaim keyakinan tertentu atau juga keimanan tertentu.

Tetapi di atas semua itu. Menengahi dua pendapat diantara kaum theis dan atheist, ilmu pengetahuan modern, sains, secara netral telah menunjukkan validitas penelitiannya melalui bukti-bukti hasil riset berdasarkan data empirik serta fakta dan kenyataan bahwa:

Semua makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan dan termasuk juga manusia pada saat mengalami kematian dan setelahnya, sama-sama mengalami satu fakta saja: The End!

Sains tentu saja bukan kebenaran yang mutlak karena itu pula sains selalu berubah dan berkembang, atau lebih tepatnya dikembangkan. Selalu ada perkembangan penelitian yang baru dan selalu ada perkembangan penemuan yang baru.

Fakta baru membantah fakta lama. Begitulah cara sains bekerja berdasarkan bukti, fakta dan kenyataan.

Pun agama-agama di muka bumi ini. Semuanya bukanlah kebenaran yang absolute, kecuali hanya bagi para pemeluknya saja dan umat yang mengimaninya. Tapi sama sekali bukanlah fakta apalagi kenyataan.

Bagi orang-orang yang mau memikirnya dan mau merenungkannya. 
___________________

Namun. Bagiku. Hidup lebih sederhana dari semua itu. Tetapi biarlah aku mengetahuinya sendiri saja dan menikmatinya. Mensyukurinya.


   Ilustrasi: Unsplash/Clem Onojeghuo




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Film Gangster Hongkong Terbaik

Galeri Ranu Dinata Edisi Photoshop Amatir

Hipnotis