Ebook Hipnotis Murah dan Praktis

Gambar
Ebook Teknik Hipnotis Mudah dan Murah Tapi Tidak Murahan Khusus untuk Anda peminat ilmu hipnotis yang ingin belajar ilmu hipnotis tapi terkendala jarak, waktu dan biaya Ini, saya buatkan Ebook ringkas yang bisa Anda pelajari secara mudah, cepat, dan dapat langsung Anda praktekkan dan pasti bisa Setelah membaca dan mempelajari Ebook ini, Anda akan bisa mempraktekkan teknik hipnotis menidurkan orang, dan melakukan permainan hipnotis seperti yang sering Anda saksikan di acara Televisi Teknik ini merupakan salah satu teknik hipnotis anti gagal yang dirancang husus untuk pemula, sehingga para pemula bisa langsung mempraktekkannya dengan percaya diri dan berhasil Harga Ebook ini Rp75000 (tujuh puluh ribu) dan untuk membantu meringankan Anda, book ini sengaja tidak dijual melalui pihak ketiga untuk menghindari potongan bagi hasil yang tak perlu, seperti Anda tahu, jika Ebook ini dijual di Google Play, maka penulis hanya mendapatkan 52% dari harga asli, berarti hanya s

Plagiasi Adalah Perbuatan Terkutuk

Plagiasi
Adalah Perbuatan Terkutuk
dan Tidak Terpuji

Beberapa tahun lalu saya pernah menulis tentang buruknya perbuatan plagiat, dalam hal ini adalah plagiat karya tulis. Orang bisa dengan seenaknya saja mengkopi paste tulisan orang lain di statusnya tanpa menyertakan nama penulis dan sumber aslinya.

Oke! Mungkin karena media sosial semacam Facebook dianggap sebagai media bebas dan bukan seperti redaksi surat kabar atau majalah yang mengutamakan keaslian sebuah naskah karya tulis. Sehingga si tukang kopas bisa melakukan tindakan plagiat tanpa beban perasaan bersalah.

Ketika saya mengangkat bahasan plagiasi di status Facebook. Beberapa teman bereaksi antipati. Ada yang bilang tidak ada satu pun hasil karya yang orisinil sebab semua orang pun saling contek ide dan karena ilmu pengetahuan manusia itu berasal dari Tuhan, jadi janganlah merasa sebagai pemilik tunggal yang murni.

Pernyataan seperti itu sepintas terasa logis dan mungkin dianggap benar oleh sebagian orang. Apalagi kalau orang tersebut bermental kopi paste. Ia merasa ada sandaran alasan yang kuat dengan pendapat tersebut.

Ada juga orang yang menanggapi tulisan saya itu dengan menulis sebuah sindiran di statusnya sendiri, ia menulis, bahwa ia membolehkan siapa saja untuk mengkopi paste tulisannya dan boleh membagikannya kepada siapa saja tanpa harus menyertakan namanya sebagai penulis aslinya, baginya hal itu bukanlah suatu masalah besar yang perlu dipersoalkan, toh katanya, yang penting bisa bermanfaat buat orang banyak yang membacanya.

Pernyataan semacam itu terdengar sangat bijak dan bagi sebagian orang tentu akan dianggap benar. Saya hanya bisa tertawa saja menyimak kelakuan orang-orang tersebut. Saya rasa mereka tak paham konteks bahasan yang saya angkat.

Bahwa segala ide dan kreatifitas berkarya adalah berasal dari karunia Tuhan itu adalah benar, termasuk juga dalam hal tulis-menulis. Namun, jika punya pendapat seperti itu, bagaimana dengan kepemilikan kita yang lain? Misal, rumah, motor, mobil, atau tak usah jauh-jauh, sendal jepit kita deh. Bukankah semua itu pun berasal dari Tuhan, semua itu titipan Tuhan, bukan?

Bagaimana reaksi mereka jika sendal jepitnya dipakai tetangganya, diaku sebagai miliknya, tanpa mempedulikan pemilik aslinya hanya karena dia menganggap segalanya adalah milik Tuhan sehingga dirinya bebas memakai apa saja yang diinginkannya sesuai kehendak hatinya.

Tapi mereka membantah. Karena menurutnya karya tulis bukanlah sebuah benda nyata seperti sandal jepit atau lainnya. Loh? Bingung saya jadinya. Kok begitu sih?

Malah saat itu selesai saya menuliskan tentang jahatnya plagiasi karya tulis, saya lalu beralih ke bahasan lainnya. Waktu itu saya menulis tentang fenomena kolis pada bayi atau anak batita dan cara penanganannya.

Ada seorang teman yang secara terang-terang mengkopi paste tulisan tersebut ke statusnya, lalu dengan biadabnya dia sengaja mengubah beberapa kalimat dengan gaya bahasanya sendiri dan nama saya sebagai pemilik tulisan dihapusnya!

Hahahahah....saya ketawa saja. Mungkin dirasanya dia sedang berbuat benar karena tulisan itu milik Tuhan. Lebih dari itu dia memang sengaja cari gara-gara dengan saya. Lalu apa reaksi saya?

Saya hanya memberikan emot ketawa di statusnya itu. Lalu saya bikin sebuah meme di status saya sendiri, meme tersebut adalah foto sebuah plang, yang bertuliskan begini:

Ada yang sengaja bikin gara-gara dengan saya tapi saya cuekin saja, nggak level ngeladenin orang tolol!!

Ya. Memang faktanya sangat memprihatinkan. Masih ada banyak orang yang tidak paham hukum-hukum plagiasi, lebih dari itu mereka juga tak tahu artinya menghargai karya orang lain. Kalau memang perilaku plagiat itu boleh dilakukan dan dianggap hal biasa, lantas buat apa negara memberlakukan hukum tentang itu?

Untuk apa ada undang undang hak cipta?
Dan itu berlaku di semua negara di seluruh dunia?

Orang banyak tak paham konteks!
Saya bahas hukum-hukum hak cipta dan pentingnya menghargai hasil karya orang lain, walau pun misalnya itu hanya sebuah artikel ringan di blog atau di wall Facebook. Sebab tidak semua orang bisa menuangkan gagasan ke dalam sebuah tulisan secara cermat dan menarik.

Bahwa ada orang-orang yang merasa tidak masalah tulisannya dicuri orang lain, dikopi paste tanpa menyertakan nama penulis dan sumber aslinya, itu lain lagi persoalannya, itu adalah sikap pribadinya sendiri.

Tetapi kalau soal hukum jelas ada aturannya, tidak bisa dong seenaknya memaksakan pandangan dan kehendak pribadi.

Namun. Beberapa tahun kemudian, setelah itu. Salah satu teman yang menentang saya soal bahasan plagiasi itu. Dia menerbitkan sebuah buku hasil karyanya sendiri. Saya sempat pula membacanya dari seorang teman lain yang membelinya.

Saya terpana. Karena banyak isi tulisannya adalah jiplakan dari karya orang lain bahkan banyak diantaranya yang ia comot dari status Facebook teman-temannya.

Maka ngakak lah saya. Oh...pantesan!
Suka banget sok bijak menyatakan alasan segalanya adalah milik Tuhan. Rupanya memang mentalitasnya saja pencuri, tukang colong karya orang.

Kalau kopi paste dengan menyertakan sumber aslinya sih, itu bagus dan malah termasuk perbuatan terpuji membantu menyebarkan tulisan orang yang bermanfaat.

Tapi kalau kopi paste tulisan orang lain lalu diakui sebagai hasil karyanya sendiri, nah! Itulah yang disebut plagiat!

Tapi sudah lah. Yang penting saya pribadi bukan seorang pencuri tulisan. Saya selalu berusaha menulis dengan gaya dan gagasan sendiri,
ya walaupun saya bukan seorang penulis profesional, saya tetap menghargai tulisan yang murni sebagai hasil karya yang patut dihormati.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Film Gangster Hongkong Terbaik

Galeri Ranu Dinata Edisi Photoshop Amatir

Hipnotis