Ebook Hipnotis Murah dan Praktis

Gambar
Ebook Teknik Hipnotis Mudah dan Murah Tapi Tidak Murahan Khusus untuk Anda peminat ilmu hipnotis yang ingin belajar ilmu hipnotis tapi terkendala jarak, waktu dan biaya Ini, saya buatkan Ebook ringkas yang bisa Anda pelajari secara mudah, cepat, dan dapat langsung Anda praktekkan dan pasti bisa Setelah membaca dan mempelajari Ebook ini, Anda akan bisa mempraktekkan teknik hipnotis menidurkan orang, dan melakukan permainan hipnotis seperti yang sering Anda saksikan di acara Televisi Teknik ini merupakan salah satu teknik hipnotis anti gagal yang dirancang husus untuk pemula, sehingga para pemula bisa langsung mempraktekkannya dengan percaya diri dan berhasil Harga Ebook ini Rp75000 (tujuh puluh ribu) dan untuk membantu meringankan Anda, book ini sengaja tidak dijual melalui pihak ketiga untuk menghindari potongan bagi hasil yang tak perlu, seperti Anda tahu, jika Ebook ini dijual di Google Play, maka penulis hanya mendapatkan 52% dari harga asli, berarti hanya s

Penampakan Hantu

bahasan gaib:
Menembus Alam Nyata


Ada tiga kemungkinan yang menyebabkan orang mengaku mengalami fenomena mistis atau pengalaman gaib.

Pertama. Orang tersebut mengalami kondisi halusinasi, dimana segala cerita horor tentang hantu dan alam gaib yang tersimpan di memori alam bawah sadarnya terproyeksikan melalui halusinasi. 

Halusinasi Visual Negatif: merasa mendengar suara-suara hantu dsb tapi tak bisa melihatnya. 

Halusinasi Visual Positif: merasa melihat penampakan makhluk gaib tertentu, dsb.

Namun kemungkinan pertama ini, sangat jarang terjadi dan butuh keadaan khusus (pengkondisian) untuk bisa mengalaminya. Contohnya, saat orang dalam keadaan terhipnosis, atau dihipnosis, dan disugestikan melihat penampakan hantu, jin, setan, dsb. Seperti juga yang sering Anda lihat di acara Tivi, dimana seseorang dijadikan 'media kesurupan' (mediumisasi) yang seperti itu sebetulnya cuma permainan eksplorasi alam bawah sadar manusia saja kok. Itu ada rumus dan polanya yang bisa dimainkan siapa saja, asalkan tahu caranya.

Kedua. Orang tersebut berdusta. Alasan kedustaannya bisa bermacam-macam. Bisa karena iseng saja, atau cari perhatian agar pandangan orang-orang terpusat padanya. Untuk sensasi dan eksistensi diri, dll. Seseorang dalam keadaan minder atau kurang percaya diri tapi haus perhatian publik ia akan melakukan hal-hal sensasional, walaupun itu tak masuk akal.

Kemungkinan kedua ini yang paling mungkin dan sudah banyak terjadi. Intinya itu adalah pengalaman bohong. Ingat manusia adalah makhluk hiperbolis yang suka lebay melebih-lebihkan cerita.

Ketiga. Orang tersebut memang betulan mengalami pengalaman gaib.

Tapi sayangnya kemungkinan ketiga ini hanya omong kosong yang biasanya didukung oleh pendapat-pendapat tokoh paranormal atau orang-orang mengaku indigo, dan semua itu aslinya bulshit saja.

Tapi bagaimana membuktikan bahwa cerita-cerita pengalaman gaib atau mistis adalah bohong? 

Gampang kok; sebab secara ilmiah (saintifik) fenomena penampakan hantu hanyalah halusinasi dan secara psikologi pengalaman indigo atau indera ke enam versi mistisme adalah penyakit jiwa atau pikiran yang justru harus disembuhkan.

Lalu bagaimana kalau yang punya cerira pengalaman mistis itu mengaku orang skeptik dan gak percaya hal gaib pada awalnya?

Itu basi!! 

Memang selalu begitu fremingnya: seorang skeptik mengalami peristiwa mistis. Itu konsep alasan klasik sebetulnya. Lalu ceritanya akan ramai-ramai didukung oleh orang-orang yang se-type, orang-orang yang sama-sama hiperbolik, mereka ikut-ikutan mengarang cerita bohong dengan pengalaman mistis versinya masing-masing sebagai bentuk dukungannya dan kemudian menambahinya dengan dalil klise;

"Alam ghaib itu ada dan kalau kita gak mempercayainya artinya kita gak beriman pada Tuhan dan itu dosa.....".

"......halaaaa.... matamu....!!!!"

(hiduplah di alam nyata, alam fakta, alam realita, berhentilah memuja halusinasi dan berdelusi. semua itu bibit-bibit penyakit jiwa. percaya dirilah dengan dirimu apa adanya tanpa harus bikin sensasi demi eksistensi)

Menariknya. Kebanyakan masyarakat kita itu 'terlalu religius'. Punya kadar keimanan yang tinggi namun disaat yang sama mereka juga tidak begitu paham ajaran agama tentang yang gaib gaib. Sehingga mereka tidak dapat membedakan mana gaib menurut ajaran agama yang wajib diimani dan mana yang cuma sekedar takhayul dan cerita hoak. Hal inilah yang membuat kebanyakan orang mudah termakan cerita hoak tentang hantu atau penampakan hantu.

Karena takut dibilang tidak beriman, akhirnya percaya saja walaupun dikibuli orang lain.

Selain itu orang orang yang percaya cerita takhayul, horor, mistisme ini, rata-ratanya minim pengetahuan tentang sins dan atau dalam hal ini psikologi, ilmu yang berkaitan langsung dengan fenomena pikiran, kejiwaan dan alam bawah sadar manusia.

Kalau pun ada diantaranya memakai landasan ilmu sains modern, orang yang bergelut di dunia mistisme biasanya menganut aliran pseudosains alias ilmu pengetahuan palsu, sains palsu. Ilmu pengetahuan yang sepintas seperti sains ilmiah, padahal bukan.

Orang mengira bila suatu landasan pengetahuan memakai bahasa-bahasa sains dan istilah istilah asing berarti adalah sains, padahal belum tentu juga. Contohnya, hantu adalah energi, dan energi ini tidak dapat dilihat atau didengar dengan panca indera biasa, namun energi ini dapat dilihat atau diindera menggunakan daya kekuatan khusus yang ada dalam diri kita yang bisa dipelajari melalui ilmu khusus, katakanlah ini adalah ilmu spesial yang bisa menangkap energi hantu melalui pancaran vibrasi atau frekuensi alam lain dan makhluk gaib!

Teori pseudosains semacam itu sepintas akan terasa logis, masuk akal dan ilmiah. Hanya karena memakai bahasa bahasa sains, ilmiah. 

Namun bila diteliti lagi secara seksama. Jelaslah hal itu dusta belaka. Sebab kalau betul hal seperti bisa dilakukan manusia dan benar hantu itu ada. Tentunya kita tidak perlu lagi memakai mikroskop untuk meneliti bakteri. Kita juga tidak perlu menggunakan teknologi teleskop untuk meneliti luar angkasa. Toh....jika bisa melihat alam dan makhluk gaib, masak sih, kita tak bisa melihat alam bakteri dan luar angkasa?

Terlebih lagi. Di atas semua itu. Sains modern tidak membahas hantu, setan atau alam gaib. Sebab itu bukan merupakan titik kajian sains. Jadi jelas kalau ada orang meng--ilmiah--kan hantu dan alam gaib memakai bahasa sains itu adalah pseudo sains alias sains palsu.


Sudah ada banyak contoh kejadian orang mengaku-aku melihat penampakan hantu. Aslinya, semuanya cuma cari sensasi saja.
Salah satunya yang pernah heboh di medsos adalah cerita 'bus hantu' yang ceritanya mencuat ke publik di tahun 2004 silam, melalui berita infotainment di Tivi dan majalah-majalah mistik yang saat itu sedang trend, kemudian muncul versi barunya di medsos masa kini dengan cerita yang mirip tetapi dari orang yang berbeda pada 2018 kemarin:


(atau sudah ada yang baru lagi, mungkin?)

Faktanya. Kejadian orang mengaku melihat penampakan hantu, jika bukan karena mengalami jenis-jenis halusinasi seperti yang telah diuraikan di atas.
Maka kebanyakannya adalah:
Caper! Alias Cari Perhatian!

Singkat padatnya begini:

Kamu berjalan kaki sendirian di waktu tengah malam, melewati tempat pemakaman umum. Saat kamu berjalan kaki itu kamu merasa ketakutan karena teringat banyak cerita seram beredar di masyarakat mengenai tempat pemakaman itu yang katanya angker dan sering terjadi penampakan hantu.

Tetapi. Walaupun kamu ketakutan,
kamu paksakan juga memberanikan diri dan terus berjalan walau setengah berlari. Sampai akhirnya lokasi pemakaman itu kamu lalui, kamu sampai juga di rumah dengan selamat dalam keadaan sehat walafiat. 

Nah. Cerita pengalamanmu mengalami rasa ketakutan melewati kuburan di tengah malam tersebut, mestinya selesai sampai disitu. Tidak ada penampakan apapun yang kamu lihat.

Namun. Karena kamu ingin unjuk keberanian, ingin orang-orang tahu bahwa kamu berani melewati lokasi kuburan atau pemakaman yang angker itu di waktu tengah malam dan hanya sendirian, kamu pun menceritakan pengalamanmu itu ke orang-orang, tetapi ceritanya kamu tambahi, dengan kisah penampakan hantu.

Karena kamu merasa kalau menceritakan hal yang sebenarnya, cuma berjalan kaki tengah malam, tidak heroik dan kurang epik. Kamu karang deh cerita tambahan, 

"Kemarin gue liat penampakan setan tanpa kepala di kuburan onoh, gila! Mana sendirian gue! Tengah malem pulak!",

Yup!!

Seperti itulah yang terjadi. Dengan berbagai versi tentu saja.

Ada contoh lain kisah hiperbolis yang saya dengar sendiri di lingkungan tempat tinggal saya. Ceritanya begini, suatu hari seorang anak lelaki usia SMP, terpelanting jatuh di sebuah ruas jalan. Saat itu ia sedang memacu motornya dan kemudian karena hilang kendali, atau mungkin karena terlambat mengerem, di sebuah tikungan, motornya bablas masuk ke ladang orang. Si remaja terluka di beberapa bagian tubuhnya.

Cerita berakhir sampai disitu?
Ternyata tidak!

Keesokan harinya, anak ini menceritakan pengalamannya. Ia tak bisa mengendalikan motornya bukan karena terlambat mengerem, tetapi karena ia tiba-tiba melihat ada seorang anak lelaki hitam tanpa wajah yang mencegatnya.

Semua orang yang mendengar ceritanya tentu saja merinding bulu kuduknya. Padahal kejadiannya itu terjadi di siang bolong loh, apalagi kalau di malam hari. Ceritanya bisa lebih epik lagi, pastinya.

Reaksi saya saat menyimak cerita itu. Saya ketawa saja. Senyum senyum. 

Bagi saya cerita seperti itu, sungguh basi!

Rupanya karena jatuh dari motor saja dirasa masih kurang epik. Orang perlu menambahi sedikit dengan bumbu mistik, biar agak heroik. Padahal mestinya bisa selamat dalam kecelakaan itu saja, sudah cukup untuk menjadikannya bersyukur karena masih selamat dan panjang umur.

Tetapi begitulah kenyataannya. Seringkali orang merasa tidak cukup dengan kenyataan hidup yang dialaminya sehingga merasa perlu menambahinya dengan bumbu bumbu cerita dusta nan konyol.

Eh...?
Perasaan ini bukan singkat padat yak?
Ya sudah berarti ini namanya panjang tapi tak padat saja lah yah.

sumber asli artikel ada disini:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Film Gangster Hongkong Terbaik

Galeri Ranu Dinata Edisi Photoshop Amatir

Hipnotis